top of page
Writer's picturejengnu

Jangan Menjerit Karena Telur


Telur. Dia lagi ngetrend saat ini.

Harga telur menurut berita dan status para ibu-ibu di sosial media isunya naik begitu beraninya. Seperti ga punya phobia pada ketinggain ha ha ha


Meskipun demikian, saya tidak termasuk ibu-ibu yang mempersoalkan harga telur naik.


Sebagai warga sipil yang ga duduk di jajaran kementrian Jokowi, saya pun termasuk jajaran ibu rumah tangga yang ga punya power mengendalikan harga telur dan bahan kebutuhan pokok lainnya yang seringkali latah juga ikutan naik.


Naik harga bagi saya ga bikin pusing. Saya memilih pusing berfikir, menghabiskan waktu dan memaksimalkan tenaga agar pendapatan meningkat. Jadi mau harga berapa aja, bayar aja gak usah kayak orang susah deh ! :p


Saya lebih pusing downline join tapi diem-diem bae ga memikirkan omset. Saya rasa yang demikian, mereka orang-orang yang sudah ga masalah dengan harga telur naik sih... Bagus !


Dengan pendapatan saya hari ini, Alhamdulillah harga telur aja sih bukan persoalan. Memang butuh, mau naik ke harga 30 Ribu sekilo pun ya saya beli. 50 Ribu juga dibeli. Palingan kan untuk penyesuaian pengeluaran, ga beli kerudung baru. Kenapa repot ? Tapi faktanya, malahan saya beli banyak kerudung dan teman-temannya di Bandung ini. Ini disebabkan memang karena "kebutuhan". Ya sudah, bayar aja. Jadi kalau kondisinya bisa bayar yang lain dengan mudah, kenapa ikutan sibuk harga telur naik ya :D


Yang masalah itu kalo harga tas LV naik. Maka saya menjerit ga pernah bisa beli xixixi


Jangan-jangan, yang pada ribut harga telur naik, tetap bisa beli gamis, kerudung, aksesories, yang hanganya mahal-mahal puuun.... Kita kan suka latah dengan pemberitaan yang lagi viral. Ikut-ikutan meramaikan aja, padahal pengeluaran pun tetap besar untuk hal yang bukan pokok.


Ceritanya baru beli banyak handshock. Mau tampil lebih syar'i ? Semoga....

Daripada meributkan harga telur atau kebutuhan pokok lainnya yang melonjak, sementara kita ga bisa juga berbuat apa-apa, kenapa ga lebih fokus memikirkan gimana menambah pemasukannya ? Agar gizi keluarga tetap bisa maksimal, ga jadi berhenti makan telur gara-gara harga naik.


Ga mungkin kan kasih sarapan paksu telur palsu.


Mari kita buat gado-gado.

Ulek yang ada jadi hidangan lezat.


Dengan kondisi harga naik, para ibu bisa jadi ahli keuangan semuanya. Bisa lebih hebat membuat balance.


Misal dengan penghasilan 1 Juta, di dalamnya ada 300 Ribu pengeluaran sandang, sementara harga telur naik. Ya jatah sandangnya tinggal kurangin aja 100 Ribu, alokasikan ke selisih harga telur lama dan baru. Beres kan ? Akan makin beres dan mudah kalau sumber penghasilannya ditambah. Jadi dana sandangnya ga perlu bergeser :-)


Buat yang riweh karena harga telur naik, butuh sumber penghasilan tambahan tuh. Bisa kontak teteh Nurul ya di WA 081317779186. Siapa tau, berhenti menjerit karena telur ;)


















16 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page